This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 04 Juli 2013

Wisata Pantai Senggigi Di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat


Pantai Senggigi adalah tempat pariwisata yang terkenal di Lombok. Letaknya di sebelah barat pesisir Pulau Lombok. Pantai Senggigi memang tidak sebesar Pantai Kuta di Bali, tetapi ketika kita berada di pantai ini akan merasa seperti berada di Pantai Kuta, Bali. Memasuki area pantai Senggigi, wisatawan seta merta disapa oleh lembutnya angin semilir yang menenangkan. Pesisir pantainya masih asri.

Pemandangan bawah laut Pantai Senggigi sangat indah, dan wisatawan bisa melakukan snorkling sepuasnya karena ombaknya tidak terlalu besar. Terumbu karangnya menjulang ketengah menyebabkan ombak besarnya pecah di tengah. Tersedia juga hotel-hotel dengan harga yang bervariasi, dari yang mahal sampai hotel yang berharga ekonomis.

Pantai Senggigi banyak dikunjungi turis mancaneraga. Kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu dengan berenang dan berjemur. Yang membuat pantai ini begitu spesial garis pantainya yang panjang. Sepanjang mata memandang, turis akan disuguhkan dengan kecantikan garis Pantai Senggigi yang bersih. Coba perhatikan baik-baik, ada keunikan yang ditunjukkan. Pasir Pantai Senggigi tidak semuanya berwarna putih, sebagian pantai berwarna hitam. Keren!

Air laut Senggigi begitu jernih dan bersih. Tidak ada sampah sedikit pun di sana. Bahkan, turis bisa melihat ikan yang sedang berenang bebas bersama kawanannya dari atas permukaan lautnya. Terumbu karang di pantai ini juga masih terawat. Pastikan ketika berada di Pantai Senggigi, Anda tidak melewatkan keanggunan alam bawah lautnya. Ambil alat snokeling Anda, dan selami dunia bawah laut Senggigi. Jadilah saksi kecantikan alam bawah laut Senggigi yang belum ternoda tangan jahil manusia.

Menikmati Senggigi paling asyik saat sore hari menjelang matahari tenggelam. Dari kejauhan Anda bisa melihat sang surya kembali ke persembunyiannya. Langit yang awalnya tampak putih cerah, perlahan memerah. Sang surya pun tampak turun perlahan dan menghilang menyisakan kegelapan. Dibalik awan putih, temukan sang surya dan tangkap dengan kamera Anda. Sempurna!

Pura Batu Bolong, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat
Pura Batu Bolong

Sekitar setengah jam dengan berjalan kaki, para wisatawan dapat menjumpai Batu Bolong di pantai ini. Ini adalah sebuah pura yang dibangun di atas karang yang terletak di tepi pantai. Menurut legenda masyarakat setempat dahulu kala sering diadakan pengorbanan seorang perawan untuk dimakankan kepada ikan hiu di tempat ini. Legenda lain mengatakan dahulu banyak para wanita yang menerjunkan diri dari tempat ini ke laut karena patah hati. Dari tempat ini juga terlihat Gunung Agung di Pulau Bali.

Batu Layar

Tidak jauh dari Batu Bolong terdapat makam seorang ulama. Ini merupakan tempat suci bagi para penganut Wetu Telu. Batu Layar ramai di kunjungi pada saat "Lebaran Topat" yang merupakan lebaran bagi orang yang berpuasa 1 minggu setelah lebaran Idul Fitri.

Jika penasaran dengan keindahan pantai ini, pelancong bisa berangkat dari Bandara International Lombok menuju Lombok Barat. Lama perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam. Walau perjalanan begitu jauh, semua akan terbayar dengan keindahan panoramanya.

Wisata Jakarta / Monumen Nasional Jakarta


Wisata Jakarta kali ini mengulas sebuah obyek wisata di Jakarta yang telah menjelma bagi masyarakat Jakarta sebagai Lambang Kota Jakarta, obyek wisata dan juga menjadi sebuah Land Mark dari Kota Jakarta, yaitu Monumen Nasional atau biasa disebut Tugu Monas.


Gambar Monumen Nasional Jakarta
http://kabupaten-wonosobo-dieng.blogspot.com/
Lokasi wisata ini terletak tepat di depan Istana Kepresidenan Republik Indonesia di Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, dan dikelilingi juga oleh berbagai obyek wisata penting dari Jakarta, seperti Museum Gajah, Mesjid Istiqlal, dan Gereja Katolik Khatedral, membuat kunjungan wisata ke Monumen Nasional, atau sering disingkat dengan Monas menjadi sebuah pengalaman wisata yang menarik. Apalagi Monas dikelilingi oleh lahan hijau yang sangat luas, dan buka setiap hari (kecuali hari Senin di Minggu terakhir tutup), memungkinkan kunjungan keluarga di hari Sabtu, Minggu, atau libur sambil berolah raga di kawasan sekitar Monas, sambil mengunjungi Museum Diorama Perjuangan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Pulangnya jangan lupa mampir ke Mesjid Istiklal, Mesjid terbesar di Asia Tenggara, dan Gereja Katolik Kathedral, gereja yang juga sudah menjadi icon wisata Jakarta.

Dengan berwisata ke Monumen Nasional, kita berkesempatan melihat kota Jakarta dari ketinggian 115 m dari permukaan tanah, yaitu dari Puncak Monas, dengan hanya dibatasi sedikit besi pelindung, dengan terpaan angin yang cukup kencang, pastilah menjadi suatu pengalaman yang sulit dilupakan. Anda bisa melihat kota Jakarta secara bebas sampai keseluruhan pelosoknya, dengan gedung pencakar langit dibawah kita, sebagian ditutupi awan kabut. Suatu pengalaman wisata yang tidak bisa didapat di tempat lain di Jakarta.


Diorama Sekitar Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Monumen Nasional atau Tugu Monas Jakarta adalah sebuah monumen yang didirikan untuk mengenang dan melestarikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia yang dikenal dengan Revolusi Kemerdekaan Rakyat Indonesia 17 Agustus 1945, dan untuk membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme bagi generasi sekarang, dan generasi masa mendatang. Pembangunan Tugu Monumen Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 214 Tahun 1959, tanggal 30 Agustus 1959 tentang Pembentukan Panitia Monumen Nasional. Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Pertama, Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1961. Pembangunan Tugu Monumen Nasional dibiayai sebagian besar dari sumbangan masyarakat bangsa Indonesia secara gotong royong, dan mulai dibuka sebagai lokasi wisata untuk umum pada tanggal 18 Maret 1972 berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor Cb.11/1/57/72.


Foto Dokumentasi Pembangunan Monas
Arsitektur Monumen Nasional melambangkan lingga dan yoni yang akrab dengan Budaya Bangsa Indonesia di masa Kerajaan Hindu dan Buda. Selain itu juga menggambarkan Alu dan Lumpang yang merupakan alat rumah tangga untuk mengulek bumbu bahan makanan sehari-hari. Tinggi pelataran cawan sebagai personofikasi dari lumpang adalah 17 m. Luas cawan yang berbentuk bujur sangkar adalah 45 m x 45 m. Sedangkan bagian dalam cawan adalah ruang dengan tinggi ruangan 8 m. Di dalam ruangan yang disebut dengan Ruang Kemerdekaan, ruangannya berbentuk amphitheater mengelilingi 4 Atribut Kemerdekaan RI, yaitu Peta Kepulauan Republik Indonesia, Bendera Sang Saka Merah Putih, Lambang Negara Bhineka Tunggal Ika, dan Pintu Gapura yang berisi Naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Semua itu ditujukan untuk mengingatkan kita kembali kepada tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu tanggal 17 Agustus 1945.


Struktur Monumen Nasional Jakarta

Di bawah ruang cawan, yaitu 3 m di bawah permukaan tanah terdapat Ruangan Museum Sejarah seluas 80 m x 80 m dengan dinding, tiang, dan lantainya secara keseluruhan berlapiskan marmer. Di ruang Museum sejarah ini ada 51 jendela peragaan / diorama yang mengabadikan peristiwa sejak jaman nenek moyang bangsa Indonesia, perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, sampai kepada masa mengisi kemerdekaan. Selain itu juga ada foto-foto dokumentasi dari proses pembangunan Monumen Nasional Jakarta. Dengan berwisata mengunjungi Monas, dijamin wawasan kita tentang apa arti Kemerdekaan bagi warga Jakarta dan bangsa Indonesia pasti akan bertambah.


Ruang Museum di Monumen Nasional Jakarta

Salah Satu dari 51 Diorama di Museum Sejarah Monas
Pelataran Puncak Tugu Monumen Nasional terletak pada ketinggian 115 meter dari halaman Monas, bisa dicapai dengan elevator berkapasitas 11 penumpang (ditambah satu orang pemandu lift dari pengelola, kapasitas sebenarnya 12 orang). Pelataran Puncak luasnya adalah 11 m x 11 m dan dapat menampung sampai 50 orang. Dari sini kita bisa melihat gedung-gedung pencakar langit dan wilayah Jakarta sampai ke ujung. Di sana juga disewakan teropong dengan tarif hanya Rp 2.000,- sekali teropong. Melihat pemandangan Jakarta dari sana sangat menarik, tapi buat yang punya rasa takut akan ketinggian, tidak bisa dipungkiri rasa takut itu akan muncul, seiring menyadari bahwa semua gedung pencakar langit dan awan ada di bawah kita. Apalagi saat angin yang agak kencang menerpa baju kita, seakan-akan akan menerbangkan kita. Yah, tapi itulah salah satu daya tarik dari wisata di Monas. Hitung-hitung sambil berwisata, kita juga memacu adrenalin kita.

Yang menarik adalah, di bagian puncak tugu, diletakkan sebuah bentuk lidah api yang tak pernah padam, melambangkan tekad bangsa Indonesia untuk berjuang yang tidak akan padam sepanjang masa. Lidah api itu dibentuk dari 14,5 ton perunggu yang dibungkus oleh 50 kg emas. Lidah api itu tingginya 14 meter dan berdiameter 6 meter, terdiri dari 77 bagian yang disatukan.Ketinggian puncak lidah api adalah 132 meter dari halaman Tugu Monumen Nasional.

Membayangkan bahwa lidah api dibuat dengan emas 50 kg, pastilah harga yang sangat mahal untuk ditaruh di sebuah tugu. Pada saat tulisan ini ditulis, harga emasnya saya hitung setara dengan Rp. 15 milyar. Suatu harga yang pantas untuk mengingatkan kita agar semangat kita melanjutkan cita-cita perjuangan pendahulu kita tidak padam. Monas memang bukan hanya milik warga Jakarta, tetapi milik bangsa Indonesia. Selamat berwisata di Monas dan menikmati keindahan kota Jakarta dari ketinggian 115 meter di atas tanah. Dan cobalah renungkan betapa tingginya harga yang harus dibayar untuk memperoleh kemerdekaan Bangsa Indonesia. Maka marilah kita ikut mengisinya dengan hal-hal yang berguna bagi kita dan generasi masa depan.

Wisata Monumen Nasional Jakarta :
  • Dibuka untuk kunjungan wisata setiap hari, kecuali setiap Senin terakhir tiap bulan
  • Harga tiket masuk wisata ke cawan Rp. 2,500,-/orang untuk dewasa, Rp. 1.000,-/orang untuk pelajar/mahasiswa
  • Harga tiket masuk wisata ke pelataran puncak Rp. 7.500,-/orang untuk dewasa dan Rp. 3.500,- untuk pelajar/mahasiswa
  • Harga sewa teropong Rp. 2.000,-/koin

Wisata Kesehatan Laut Mati, Jordania

Mengunjungi Jordania tidaklah lengkap bila belum ke Laut Mati, yang terkenal dengan kadar garam tinggi. Belakangan ini kadar garam di sana terancam menurun karena permukaannya terus anjlok. Apa penyebabnya? 


ANDREA awalnya tampak ragu. Maklum, sang pacar, Fabio, hendak melumurkan lumpur yang diambil dari kedalaman Laut Mati berwarna hitam kelam itu ke kulitnya yang putih mulus. Tetapi, setelah melihat di kanan kiri ada begitu banyak “manusia lumpur”, turis asal Italia itu pun mengangguk setuju. Jadilah pasangan kekasih itu bergantian saling menghitamkan tubuh mereka. Mulai rambut hingga kaki. Hanya menyisakan mata.

“Jangan khawatir, (lumpur) ini gampang dibersihkan. Justru kulit kita akan terlihat lebih muda dan terhindar dari berbagai penyakit,” kata Fabio kepada Andrea. Benarkah? Berbagai hasil penelitian memang menunjukkan tingginya khasiat kandungan mineral air laut, terutama dari Laut Mati yang kandungan garamnya sangat tinggi, mencapai hampir 35 persen. 

Konon, ada 35 jenis mineral yang terkandung di laut yang sebenarnya danau seluas 18 kilometer persegi dengan panjang 67 kilometer persegi tersebut. Dari kekayaan kandungan Laut Mati itu pula, berbagai produk kecantikan untuk wanita tercipta.

Jadi, tak mengherankan kalau mandi lumpur menjadi salah satu kegiatan favorit pengunjung titik ter-indah di dunia yang memisahkan Jordania dari Israel dan Palestina itu. Seperti disaksikan Jawa Pos pada pertengahan pekan lalu, hampir semua turis dari Eropa, baik muda maupun tua, mencoba “ritual” tersebut.



Pengelola tempat wisata yang di sisi Jordania resminya disebut Amman Beach itu pun menyediakan semacam dua gentong berisi lumpur. Siapa saja bebas mencicipi, sama sekali tak dipungut biaya.
“Asal jangan kena mata tentunya, bahaya,” ingat Ahmed, salah seorang pengawas pantai. Untuk itu, Ahmed kerap harus turun tangan mengingatkan para pengunjung yang terlalu antusias mandi lumpur.

Laut Mati sangat gampang dijangkau dari Amman, ibu kota Jordania. Cukup dengan menyusuri Highway 65 dari Amman menuju Suwayma yang beraspal mulus sekitar 40 menit, sampailah ke tempat yang sudah menjadi resor kesehatan sejak dua ribu tahun silam itu. Paling gampang naik taksi atau menyewa mobil. Sebab, jika memilih kendaraan umum berupa bus, harus ganti jurusan dua-tiga kali.



Untuk masuk ke lokasi wisata yang dalam bahasa Arab di sebut al-Bahr al-Mayyit itu, pengunjung nonwarga Jordania harus membayar 15 dinar Jordan (sekitar Rp 190 ribu). Di dalam, untuk menyewa handuk dan loker dibutuhkan tambahan 3,5 dan 1,5 dinar lagi. Kalau lupa membawa celana renang, siapkan 15 dinar untuk membeli. Tergolong mahal karena 1 dinar Jordan sekarang bernilai USD 1,4. Selain menjadi “manusia lumpur”, kegiatan favorit lain para pengunjung tentu saja menjadi “manusia ikan”. Apa lagi kalau bukan mengapung dengan punggung di air. Coba cek di internet, foto-foto terkait Yam-Hamelah (demikian nama Laut Mati dalam bahasa Ibrani, Red) biasanya adalah para manusia ikan dadakan itu. 



Kandungan garam Laut Mati yang sangat tinggi memungkinkan itu. Tak sulit melakukan. Cukup merebahkan diri dengan tetap menjaga keseimbangan, jadilah Anda bisa tiduran di permukaan air. Terserah, bisa sambil baca koran atau minum kopi sekalipun. Praktis, Laut Mati menyediakan kesempatan terbaik untuk “balas dendam” bagi siapa saja yang tidak bisa berenang. Bagi siapa saja yang setiap ke kolam renang selama ini harus memilih berendam di bagian anak-anak. Kapan lagi bisa bermain-main di permukaan air tanpa memakai ban atau harus menahan malu karena berada di kategori kolam balita. Namun, tetap hati-hati, jangan sampai airnya menyentuh mata atau hidung karena berbahaya.

“Saya pikir tadi sulit (untuk rebahan). Ternyata tinggal tidur saja he...he,” kata Gunter Meir, seorang wisatawan sepuh asal Jerman yang datang bersama sang istri. Seperti halnya Gunter dan istri yang baru pertama berkunjung, siapa saja yang berniat berwisata atau menikmati khasiat kandungan mineral Laut Merah sebaiknya bergegas. Mumpung keistimewaan tempat yang di kepercayaan Islam erat berkaitan dengan kisah Nabi Luth tersebut belum hilang. Para pakar selama beberapa tahun terakhir terus mengkhawatirkan kian anjloknya permukaan Laut Mati. Kalau pada 1970, permukaannya tercatat 395 meter di bawah permukaan laut (dpl), pada 2006 sudah berada di level 423 meter dpl. Itu berarti rata-rata turun 1 meter per tahun.

Buntutnya, karakteristik Laut Mati pun terancam. Sebab, permukaan air tanah ikut tergerus infiltrasi air dari luar, terutama dari Sungai Jordan yang bermuara di tempat tersebut. Kadar garamnya pun perlahan berkurang. Padahal, justru di situlah letak keistimewaan Laut Mati.

Banyak yang menuding, tingginya laju pembukaan lahan pertanian dan pembangunan berbagai properti, seperti hotel dan apartemen, turut merusak lingkungan Laut Mati. Kandungan air Laut Mati menjadi menyusut karena sumber-sumber air dalam tanah tersedot berbagai proyek tersebut. Suwayma, wilayah Laut Mati sisi Jordania berada, memang dikenal sebagai sentra pertanian. Selain itu, di luar berbagai hotel, restoran, dan supermarket, dalam hitungan Jawa Pos, setidaknya ada tiga bangunan baru yang tengah digarap di sekitar Al Bahr Al Mayyit sisi Jordan. Salah satu di antaranya, sebuah calon apartemen mewah. Penawaran untuk siapa saja yang berniat membeli bahkan sudah mulai dibuka. “Miliki Apartemen yang Langsung Menghadap Laut Mati.” Demikian bunyi billboard raksasa di depan proyek apartemen itu.

Dengan kebijakan perekonomian yang paling terbuka di kawasan Arab dan Timur Tengah, laju investasi di Jordania memang termasuk tinggi. Negeri yang dipimpin Raja Abdullah II itu memiliki perjanjian perdagangan bebas paling banyak jika dibandingkan dengan semua negara sekawasan. Namun, Jordania tampaknya juga sadar, kehilangan Laut Mati berarti kehilangan lebih dari 600 ribu turis yang rata-rata berkunjung ke sana setiap tahun. Laut Mati adalah andalan pariwisata mereka selain kota kuno Petra dan kawasan gurun Wadi Rum. Dan, turisme adalah salah satu nyawa perekonomian negeri monarki konstitusional tersebut, menyumbang 10-12 persen dari produk domestik bruto.

Karena itu, sejak 2009 hingga kini Jordania “yang sangat miskin sumber air” serius menggarap Jordan National Red Sea Development Project. Itu adalah proyek air bersih sekaligus konservasi Laut Mati.

Jadi, air laut dari Teluk Aqaba disalurkan melalui pipa untuk menjalani proses “degaramisasi” agar bisa dijadikan sumber air minum. Nah, air laut yang tersisa alias tak tersaring dialirkan ke Laut Mati untuk menjaga jumlah kandungan air serta, yang paling penting, kadar garamnya. 

Hingga kini, infrastruktur proyek itu belum seratus persen selesai. Efektivitasnya untuk menyelamatkan Laut Mati otomatis belum terbukti. Karena itu, sebelum benar-benar mati, segeralah ke Laut Mati.

Kawah Putih

Bandung, Indonesia

Tentang Kawah Putih

Kawah PutihKawah Putih adalah sebuah danau kawah dari Gunung Patuha yang terletak di daerah selatan kota bandung, tidak jauh dari obyek wisata Situ patenggang (5km), yaitu berjarak sekitar 46 kilometer dengan waktu tempuh 2,5 jam perjalanan dari pusat kota atau 35 kilometer dari ibukota Kabupaten Bandung, Soreang. Bersuhu antara 8-22 derajat, terdapat dua kawah yaitu Kawah Saat ( Saat dalam bahasa sunda berarti Surut) berada di bagian barat dan Kawah Putih yang berada di bawahnya pada ketinggian 2.194 meter. Kedua kawah tersebut terbentuk akibat letusan yang terjadi sekitar abad X dan XII
Dahulu kala sebelum Kawah Putih di buka untuk umum, masyarakat setempat percaya bahwa Kawah Putih menyimpan misteri dan Angker karena banyaknya burung yang mati saat melintasi Kawah Putih, namun pada tahun 1837 seorang ilmuwan dari Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghun membantahnya. Ia pun kemudian melakukan penelitian dan menemukan fakta bahwa banyaknya burung mati saat melintasi kawasan tersebut tidak lain dikarenakan adanya semburan lava belerang. Karena kandungan belerang di Kawah Putih sangat tinggi maka pada zaman pemerintahan Belanda sempat dibangun pabrik belerang yang di beri nama Zwavel Ontgining Kawah Putih yang kemudian usaha tersebut di lanjutkan pada pemerintahan Jepang dengan mengganti namanya menjadi Kawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey.
Kemudian pada tahun 1987 PT. Perhutani unit III Jawa Barat, Banten mulai mengembangkan kawasan Kawah Putih sebagai obyek wisata, Keindahan danau Kawah Putih memang sangat mempesona. Danau Kawah Putih memiliki ciri khas dan keunikan yaitu air di danau kawahnya bisa berubah warna, seperti hijau apel, kebiru-biruan bila cuaca terang terkena pantulan matahari, coklat susu, namun paling sering terlihat airnya berwarna putih disertai kabut tebal di atasnya. Kawasan ini tidak jarang sebagai obyek untuk foto pre wedding karena pemandangannya yang eksotis.
Obyek wisata danau Kawah Putih di buka pada pukul 07.00 sampai pukul 17.00, setiap harinya. Fasilitas yang tersedia pun sudah memadai dengan adanya area parkir, mushola, transportasi transit, pusat informasi serta adanya warung-warung makanan. Untuk tarif masuk Kawah Putih terbilang mahal yaitu Rp.150.000 untuk mobil sampai di atas kawasan Kawah Putih, Rp.35.000 untuk motor dan Rp. 15.000 per orang.

Akses ke Kawah Putih transport

Dari jakarta melewati tol Cipularang menuju pintu keluar tol Kopo, lalu menuju Soreang ke arah selatan kota Ciwidey. Lamanya perjalanan dari Ciwidey sekitar 20 sampai 30 menit menuju gerbang masuk obyek wisata Kawah Putih, dan pengunjung disarankan menggunakan kendaraan untuk menuju Kawah Putih dari pintu masuk dikarenakan jaraknya yang cukup jauh dan menanjak sekitar 5,6 Kilometer atau sekitar 10-15 menit dengan berkendara.
Jika kamu menggunakan kendaraan pribadi maka kamu bisa langsung menuju area parkir yang tidak jauh dari Kawah Putih, sementara pengunjung dengan rombongan besar hanya bisa menuju Kawah Putih dengan menggunakan Kendaraan Khusus yang tersedia di area parkir, karena kondisi jalan yang sempit dan menanjak tidak memungkinkan untuk dilewati bus atau kendaraan besar lainnya.
Kamu bisa juga dari Terminal Kebun Kelapa maupun Leuwi Panjang, Bandung dengan menggunakan transportasi umum menuju Ciwidey. Kemudian perjalanan dilanjutkan menggunakan angkutan pedesaan dengan tujuan Situ Patenggan.

7 Keajaiban Dunia vs 7 Keajaiban Indonesia

Tujuh keajaiban dunia yang baru telah terpilih, yaitu Tembok besar China, Petra Yordan, Pyramid Itza Mezico, Colosseum Roma, patung Kristus penebus Brasil, Taj Mahal India, dan Machu Picchu Peru. Penetapan tujuh keajaiban dunia tersebut merupakan pilihan dari 100 juta orang di seluruh dunia lewat situs internet dan pesan singkat (SMS) telepon seluler yang diadakan oleh Swiss Foundation.
Sekarang mari kita coba memirip-miripkan bentuk tujuh keajaiban dunia yang baru dengan tujuh bangunan di Indonesia yang dianggap mirip dengan 7 bangunan tersebut untuk menunjukkan bahwa bangunan di Indonesia tidak kalah indah dengan bangunan kejaiban dunia bahkan ada di antara bangunan di Indonesia itu yang juga layak dijadikan sebagai keajaiban dunia.
Berikut tujuh keajaiban dunia dan bangunan di Indonesia yang dimiripkan :
1. Tembok Besar China VS Benteng Kraton Wolio Buton
Tembok Besar China
Tembok ini dibangun untuk pertahanan Dinasti China dari serangan Mongol. Tembok Besar China merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat oleh manusia. Di tempat-tempat strategis yang dilalui Tembok Besar China terdapat banyak benteng pertahanan. Pada dasarnya Tembok Besar China adalah sebuah benteng yang disusun dan disatukan dari sekumpulan benteng-benteng yang lebih kecil yang memang sudah ada sebelumnya.
Benteng Kraton Wolio Buton
Benteng ini terletak di Kota Bau-Bau, wilayah eks kesultanan Buton provinsi Sulawesi Tenggara. Benteng ini memiliki tembok panjang yang mengelilingi perkampungan adat asli Buton. Luasnya kurang lebih 22 hektar dan telah mendapat predikat sebagai benteng terluas di Indonesia dari MURI.
MURI juga masih memberikan harapan untuk meraih predikat ‘Internasional’ sebab benteng Keraton Buton diprediksi bakal menambah deretan ‘keajaiban dunia’ yakni sebagai benteng terluas di dunia. Letaknya yang strategis berada di atas bukit sangat menakjubkan.
2. Petra VS Goa gajah
Petra Yordan
Petra merupakan Kota yang didirikan dengan memahat dinding batu yang terletak di Jordania. Di tempat ini dibuat goa-goa buatan manusia yang dipahat pada dinding batu menyerupai bangunan. Di Petra terdapat gerbang utama kota Petra yang terkenal, yakni “The Treasury”. The Treasury berupa bangunan dengan pilar-pilar besar yang langsung dipahat dan diukir pada bukit berbatu cadas.
Goa Gajah Bali
Goa Gajah merupakan goa buatan yang dipahatkan dalam bagian tebing batu padas keras. Dibuat dengan cara melubangi bukit batu keras sebagai tempat pertapaan yang dilengkapi dengan tempat pemandian suci (Petirtaan). Permukaan sisi depan goa dipenuhi hiasan pahatan. Pada mulut goa itu terdapat pahatan muka raksasa yang menyeramkan dengan kedua matanya bulat besar. Mulut goa digambarkan sebagai mulut dari raksasa. Ini merupakan salah satu bangunan di dunia sebagai goa buatan yang dipahat dalam tebing batu keras. Goa Gajah terletak di Gianyar, Bali.
3. Chichén Itzá VS Candi Borobudur
Chichén Itzá
Chichén Itzá adalah suatu Situs peninggalan arkeologi suku Maya yang terletak di Yucatán, Mexico. Disitu terdapat Piramida Kukulcan yang merupakan kuil yang menyerupai dengan bentuk bangunan piramid. Kuil Kukulkan berupa piramid bertangga, dengan teras-teras. Di setiap sisi piramid segi empat itu terdapat anak tangga menuju puncak. Berbeda dengan bentuk arsitektur Piramida Mesir, piramida bangsa Maya bukanlah merupakan piramida berbentuk kerucut, karena pada puncaknya terdapat sebuah bidang datar yang digunakan sebagai tempat ritual mereka.
Candi Borobudur
Borobudur merupakan candi Budha terbesar di Indonesia yang terletak di Jawa Tengah. Sebelumnya, saya memiripkan bangunan Borobudur dengan bangunan piramid karena memang sekilas bentuk bangunan ini mirip dengan piramid. Bentuk piramid juga ada pada bangunan Chichen Itza. Candi Borobudur merupakan versi lain bangunan piramida. Piramida Borobudur berupa kepunden berundak yang tidak akan ditemukan di daerah dan negara manapun. Candi Borobudur walaupun tidak dimasukkan dalam tujuh keajaiban dunia baru tapi sebenarnya Borobudur pantas disebut sebagai salah satu keajaiban dunia.
4. Colosseum VS Stadion Gelora Bung Karno
Colosseum
Nama asli bangunan ini adalah Flavian Amphiteatre, adalah bangunan teater terbuka berbentuk elips di pusat kota Roma, Italia. Bangunan terbesar di jaman Romawi ini mampu menampung 50.000 penonton, digunakan sebagai kontes gladiator dan pertunjukan kepada publik. Colloseum merupakan sebuah stadion acara-acara kenegaraan pada saat itu. Stadion sepakbola modern banyak yang meniru bentuk Colosseum.
Stadion Utama Gelora Bung Karno
5. Patung Kristus penebus VS Patung Garuda Wisnu kencana
Patung Kristus Penebus Dosa
Patung Kristus Penebus terletak di puncak Gunung Corcovado. Patung ini merupakan patung Yesus Kristus dengan gaya arsitektur Art Deco terbesar.
Garuda Wisnu Kencana
Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit Unggasan, Jimbaran, Bali. Rencananya patung ini akan dibuat menjadi patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda. Kini beberapa bagian patung telah jadi dan telah menjadi salah satu objek wisata yang menakjubkan di Pulau Bali. Patung Dewa Wisnu ini direncanakan menjadi monumen tertinggi di dunia serta ditargetkan untuk menjadi salah satu keajaiban dunia.
6. Taj Mahal VS Mesjid Baiturrahman
Taj Mahal
Taj Mahal adalah makam Mumtaz Mahal, permaisuri raja Mughal Shah Jehan yang meninggal di usia muda. Bangunan megah berasitektur Islam yang terletak di Agra, India ini diarsiteki oleh Isa Khan, dibuat dari marmer putih dan dikelilingi taman yang cantik.
Mesjid Baiturrahman Aceh
Mesjid Baiturrahman adalah mesjid yang terletak di Banda Aceh. Mesjid ini merupakan salah satu masjid yang terindah di Indonesia. Taman di bagian Timur didesain dengan menghadirkan nuansa Taj Mahal di dalamnya. Hal ini diperkuat dengan kolam berbentuk persegi dengan air mancur di tengahnya. Ketika gelombang tsunami menyapu kota Banda Aceh, mesjid ini selamat. Masjid ini juga menjadi tempat rakyat Banda Aceh berlindung dari sapuan tsunami. Mesjid ini termasuk mesjid termegah di Asia Tenggara.
7. Machu Picchu VS Situs Ratu Boko
Machu Picchu
Machu Picchu adalah reruntuhan kota kuno Inca yang terletak di wilayah pegunungan Andes, Peru. Machu Picchu dibangun dengan gaya Inka kuno dengan batu tembok berpelitur. Bangunan utamanya adalah Intihuatana, Kuil Matahari, dan Ruangan Tiga Jendela. Tempat-tempat ini disebut sebagai Distrik Sakral dari Machu Picchu.
Situs Ratu Boko
Situs Ratu Boko atau disebut juga Candi Ratu Boko adalah reruntuhan kepurbakalaan di atas bukit Ratu Boko, Pegunungan Sewu. Di dalam reruntuhan Ratu Boko ini terdapat bekas gapura, ruang Paseban, kolam, Pendopo, Pringgitan, keputren, dan dua ceruk gua untuk bermeditasi. Luas situs ini mencapai 250.000 meter persegi. Situs Ratu Boko adalah satu-satunya situs pemukiman masa klasik terbesar yang ditemukan di Jawa.

Pulau Wisata Bawah Laut Terindah Yang Ada di Indonesia

Banyak orang di negeri kita sendiri tidak mengetahui bahwa pulau wisata bawah laut terindah di dunia  sebenarnya ada di Indonesia tepatnya di pulau Hoga.


      
Pulau Hoga adalah salah satu pulau di gugusan kepulauan WAKATOBI wilayah Kabupaten Wakatobi (dulu dikenal sebagai kepulauan Tukang Besi, terdiri dari kelompok empat pulau utama yang menjadi nama Wakatobi: Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko), provinsi Sulawesi Tenggara , Indonesia, yang terletak di timur Pulau Kaledupa.
        Karena memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut yang menakjubkan maka pulau Hoga-Wakatobi di tetapkan menjadi taman nasional.Usulan Taman Nasional Kepulauan Wakatobi bermula dari hasil survey penilaian potensi sumber daya alam laut yang dilaksanakan oleh Tim Direktorat Pelestarian Alam. Direktorat Jenderal PHPA Departemen Kehutanan bekerjasama dengan WWF (World Wide Fund for Nature) pada bulan September 1989. Hasil survey tersebut ditindaklanjuti oleh Sub Balai KSDA Sultra dan Kanwil Dep. Kehutanan Sulawesi Tenggara dengan dukungan penuh Pemerintah Daerah, dengan diterbitkannya Rekomendasi Bupati KDH Tk. II Buton No. 522.51/3226 tanggal 3 Oktober 1993 dan Rekomendasi Gubernur KDH Tk. 1 Sulawesi Tenggara No. 522.51/2548 tanggal 7 Maret 1994. Berdasarkan usulan atau rekomendasi pemerintah daerah tersebut. Menteri Kehutanan menyetujui dan menunjuk kawasan perairan laut Kep. Wakatobi seluas 306.680 ha sebagai taman wisata alam laut dengan SK Nomor 462/Kpts-II/1995 tanggal 4 September 1995, dan akhirnya karena pertimbangan dari aspek konservasi serta perkembangan keadaan maka status kawasan diubah menjadi taman nasional.       Taman nasional ini memiliki 25 buah gugusan terumbu karang dengan keliling total pantai sepanjang 600 km. Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias. Selain itu terdapat beberapa jenis burung laut serta terdapat 750 dari total 850 spesies koral yang ada di dunia. Bagi sobat yang ingin menyelam, snorkeling, wisata bahari, berenang, berkemah, dan wisata budaya, silahkan mengunjungi Taman Nasional Wakatobi, pulau Hoga.
      Taman Nasional Wakatobi dapat dicapai melalui : Kendari - Bau-bau (kapal cepat regular, dua kali/hari, 5 jam atau kapal kayu, 12 jam) - Lasalimu (berkendaraan , 2 jam) -Wanci (kapal cepat, 1 jam atau kapal kayu 2,5 jam). Wanci merupakan pintu gerbang pertama memasuki kawasan Taman Nasional Wakatobi.

Virgin Beach, Benar-benar Pantai Perawan di Bali!

Berbeda dengan pantai-pantai lainnya yang berada di Pulau Dewata, Virgina Bieach cenderung sangat sepi (bali.panduwisata.com)
Berbeda dengan pantai-pantai lainnya yang berada di Pulau Dewata, Virgina Bieach cenderung sangat sepi (bali.panduwisata.com)

Jangan cuma mengenal Pantai Kuta, Lovina, Dreamland, dan Tanah Lot saja! Ternyata Bali masih menyimpan Virgin Beach, pantai di Kabupaten Karangasem yang masih tejaga dari tangan-tangan turis.

Siapa bilang tidak ada lagi pantai yang bersih dan tenang di Bali. Buktinya di Desa Perasi, Kabupaten Karangasem, terdapat Virgin Beach yang memang masih perawan. Perawan dari ulah tangan-tangan jahil manusia yang sudah mengotori pantai-pantai di Pulau Dewata dengan sampah.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari lokasi Candidasa, wisatawan su dah bisa melihat panorama alam yang tenang dengan deburan ombaknya yang syahdu. Sebenarnya pantai ini bernama Pantai Perasi. Namun, wisatawan lebih mengenalnya dengan nama Virgin Beach atau White Sand Beach.

Tidak ada yang tahu dengan pasti mengapa turis mancanegara lebih suka menyebutnya seperti itu. Namun, bila dperhatikan memang tidak ada yang salah dengan nama Virgin Beach dan White Sand Beach. Fisik alam di pantai ini memang masih sepi, bersih, dan berpasir putih.

Oleh sebab itu, lokasi ini menjadi target promosi wisata untuk turis mancanegara. Deburan ombaknya yang tergolong sedang menggoda wisatawan untuk berenang dan "menari" bersama air. Pohon-pohon kelapa yang berada di bibir pantai menjadi hiasan

Saat menikmati ketenangannya, dua tebing yang mengapit pantai ini tampak menyembunyikan lokasi ini dari pandangan. Bukit Bugbung dan Perasi menjadi pagar hidup yang melindungi kesucian Virgin Beach.

Panorama laut di Virgin Beach memang luar biasa indah. Saat mengunjungi pantai ini, suasana sepi dan nyaman sangat terasa. Di beberapa sudut terlihat para turis yang sedang berjemur. Ya, turis yang datang ke pantai ini memang masih sangat jarang.

Karena kecantikannya yang memikat hati, sulitnya jalan menuju pantai ini tidak menyurutkan semangat pelancong. Walau susah, tapi kalau sudah melihat panorama Virgin Beach semua rasa lelah selama perjalanan akan hilang seketika.

Bosan menikmati pantai di Pulau Dewata yang itu-itu saja? Jangan ragu-ragu untuk melangkahkan kaki dan bersantai di Virgin Beach.